Ilustrasi: orig00.deviantart.net |
Manusia berada di dalam jagad hypergalaxy yang selain berotasi pada porosnya juga bergerak ke arah menjauhi pusar alam semesta raya dengan kecepatan akumulatif 100.000 kilometer perdetik. Angka itu merupakan pertambahan percepatan karena kita berada pada sistem tata surya yang memutari Galaksi Bimasakti pada kecepatan 2.150 kilometer per detik.
Selain itu kita tinggal di bumi yang mengitari matahari sebagai pusat tata surya secara elips dengan kecepatan 29,79 kilometer per detik. Dan pada detik yang sama, kita sedang dibawa berputar pada poros bumi dengan kecepatan 11,18 kilometer per detik.
Selain itu kita tinggal di bumi yang mengitari matahari sebagai pusat tata surya secara elips dengan kecepatan 29,79 kilometer per detik. Dan pada detik yang sama, kita sedang dibawa berputar pada poros bumi dengan kecepatan 11,18 kilometer per detik.
Sangat menakjubkan, dalam satu detik saja manusia bergerak secara pasif dan melesat pada kecepatan 100.000 kilometer atau sepertiga dari kecepatan cahaya. Tiga detik menyamai kecepatan cahaya. Satu jam 36 juta kilometer dan dalam sehari, selama 24 jam kita telah terseret sejauh 8,64 miliar kilometer di jagad semesta raya.
Fenomena ini diargumentasikan oleh para ilmuan astronom mutakhir dengan teori yang disebut The Exppanding Universe atau Alam Semesta Raya yang Mengembang. Teori ini menyimpulkan bahwa detik demi detik kita tengah bergerak ke arah yang menyebar, terdorong oleh hentakan big bang (letupan akbar) menjauhi pusar semesta raya.
Fenomena ini diargumentasikan oleh para ilmuan astronom mutakhir dengan teori yang disebut The Exppanding Universe atau Alam Semesta Raya yang Mengembang. Teori ini menyimpulkan bahwa detik demi detik kita tengah bergerak ke arah yang menyebar, terdorong oleh hentakan big bang (letupan akbar) menjauhi pusar semesta raya.
Pada intinya, manusia dihadapkan pada realita yang menipu. Ketika seseorang duduk terpaku, maka akal purbawi kita segera menyimpulkan bahwa orang tersebut tidak beringsut sejengkal pun dari posisinya. Sebagai makhluk mikrokosmik, manusia memiliki jagad hypergalaxy-nya sendiri. Artinya jangkauan daya hayal manusia yang tanpa batas ini adalah suatu anugerah, yang pada umur bumi semakin tua ini dapat kita saksikan bersama-sama bagaimana kemampuan otak manusia mampu menciptakan super komputer.
Manusia memiliki dua alam yakni alam realita dan alam pikir. Ketika seseorang diam setidaknya dari kacamata purbawi yang kemudian diamini sebagai sebuah realita, maka sebenarnya alam pikir manusia melayang kemana-mana, sejauh-jauhnya, sejauh manusia mampu memanfaatkan benda sakti bernama otak yang bersemayam di dalam tempurung kepala mereka.
Jika benar bahwa Albert Einstein baru menggunakan empat atau lima persen dari kemampuan otak manusia untuk menelaah Teori Relativitas-nya tentang jagad raya ini, maka jika manusia mampu menggunakan seratus persen kemampuan otaknya, maka kecepatan berpikir manusia kemungkinan akan setara dengan kecepatan gerak sebuah galaksi.
Jika benar bahwa Albert Einstein baru menggunakan empat atau lima persen dari kemampuan otak manusia untuk menelaah Teori Relativitas-nya tentang jagad raya ini, maka jika manusia mampu menggunakan seratus persen kemampuan otaknya, maka kecepatan berpikir manusia kemungkinan akan setara dengan kecepatan gerak sebuah galaksi.
Sebagai manusia yang dikarunai pikiran, manusia mencoba menjajal anugerah Tuhan yang maha dahsyat itu untuk memecahkan berbagai problema. Namun tidak ada yang bisa mengukur kecuali Sang Maha Pencipta tentang seberapa besar kemampuan alam pikir manusia, sementara manusia tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit.
Para nabi diberi pengetahuan langsung oleh Sang Maha Pencipta berupa Wahyu dan signal-signal dahsyat keilahian-Nya, sedangkan kepada manusia biasa cukup diberikan pengetahuan berupa Ilham dan signal-signal ilahiah sejauh kedalaman seorang insan mengenal Tuhannya.
Para nabi diberi pengetahuan langsung oleh Sang Maha Pencipta berupa Wahyu dan signal-signal dahsyat keilahian-Nya, sedangkan kepada manusia biasa cukup diberikan pengetahuan berupa Ilham dan signal-signal ilahiah sejauh kedalaman seorang insan mengenal Tuhannya.
Daya imajinasi seseorang mampu menembus tembok-tembok logika dan melalang buana entah kemana. Imajinasi dapat sangat jauh meninggalkan realita yang tertatih-tatih mengejarnya. Satu contoh, ketika Wright Bersaudara penemu pesawat baru sampai pada tahap merasakan nikmatnya terbang dari bukit ke bukit yang lain, obsesi Flash Gordon dengan misi intergalaktiknya telah mulai dikisahkan oleh seorang pengkhayal. Dari Taj Mahal hingga Disnay Land dan apapun yang semuanya tampak menggelikan dan dicemooah mula-mula nya, adalah titik-titik imajinasi yang dirajut oleh seorang pengkhayal.
Dunia ini dengan segala gemerlap dan pesona teknologi di dalamnya semuanya bermula dari sebuah fantasi. Memang imajinasi dapat saja menerjang semua dimensi dan berkeliaran kemana-mana, namun setiap imajinasi selalu dicoba untuk terus diwujudkan, segila apapun itu. Begitu juga Batam. Pulau ini mulai dibangun dari sebuah fantasi seorang futurolog yang obsesif. Sebuah kota modern telah tergambar paripurna dalam master plan yang menakjubkan. ~MNT
Comments