Menjadi Yatim Bukanlah Kutukan


Ilustrasi: https://i.pinimg.com


Oleh Muhammad Natsir Tahar

Menjadi yatim bukanlah kutukan, bukan pula hukuman. Mungkin ini adalah cara lain dari Tuhan mendidik hamba-Nya, untuk dipersiapkan menjadi insan sejati. Membaca sejarah para tokoh dunia, ternyata sebagian orang-orang besar yang amat berpengaruh pada zamannya adalah para yatim. Mereka antara lain Imam Bukhari, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal yang dikenal sebagai tokoh besar Islam. Tokoh Pejuang Pelestina Hamas, Syeikh Ahmad Ismail Yasin juga ditinggal mati ayah pada usia lima tahun.
Tokoh-tokoh lain adalah Filsuf Konghuchu yang menjadi yatim sejak usia tiga tahun, kemudian Gerhard Schroder mantan Konselir Jerman dalam usia tiga hari. Lalu Frederick W Smith bos FedEx dalam usia empat tahun, dan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela juga dalam usia balita. Bahkan mantan Presidan Amerika Serikat Bill Clinton, tidak pernah melihat wajah sang ayah hidup-hidup karena wafat tiga bulan sebelum Bill melongok ke dunia.
Disusul Barack Hussein Obama, presiden eksentris setengah hitam, yang mengubah sejarah perpolitikan Amerika dengan tampil sebagai orang nomor wahid di negeri yang disebut-sebut adikuasa itu. Obama ditinggal sang ayah dalam usia begitu belia. Bahkan musuh bebuyutan Amerika Serikat, pemimpin fenomenal Irak yang ditemukan kusut masai dalam bunker bawah tanah di Ad-Dawr dekat At-Tikrit, juga telah menjadi yatim pada usia sembilan tahun. Terlahir dengan nama Saddam At-Tikriti, ia kemudian menggunakan nama depan ayahnya, Hussein. Dan secara humanis, Nabi Isa AS adalah salah satu Rasul Allah yang sama sekali tidak memiliki ayah.
Bersyukurlah para yatim yang dapat membesarkan hatinya, sehingga tidak tenggelam dalam ratap tangis yang berlarut-larut. Yang hanya akan menghancurkan dirinya sendiri. Begitu besar kasih sayang Allah kepada anak-anak yatim, sehingga Dia mengkatagorikan kepada siapa saja yang menghardik anak yatim sebagai pendusta agama.

Sang Pencipta tidak akan memberi beban kepada hamba-Nya di luar batas kemampuan mereka. Dan baik buruk nasib manusia, tergantung apa yang disangkakan mereka terhadap Allah. Di balik takdir dan tragedi pasti tersimpan hikmah yang besar. Bacalah riwayat hidup Baginda Rasulullah SAW, akan ditemukan jawaban bagaimana Allah mendidik nabi dengan cara membuat beliau yatim sejak lahir ke dunia. ~MNT

Comments