Sihir Dolar


Oleh Muhammad Natsir Tahar
Jumlah uang beredar terus digelembungkan oleh tiga pilar utama sistem moneter yang ganjil yakni: uang kertas tanpa jaminan, aturan cadangan wajib (fractional reserve requirement) sektor perbankan dan berlakunya sistem bunga. Tiga pilar ini kemudian menjadi musabab uang kertas - apalagi uang digital - tidak mewakili atau setara banyaknya dengan cadangan emas dan perak, yang mestinya disimpan dalam bank sentral. 

Ketika bank menciptakan uang melalui penggandaan deposit atau setoran nasabah, maka nilai suplai uang terus meningkat. Dengan kata lain, di sektor moneter terdapat penambahan jumlah uang beredar yang jauh meninggalkan sektor riil (benda dan jasa yang bisa dibeli dengan uang ilusi). Hal ini semakin mencengkam perekonomian dunia karena uang terus menggandakan diri seperti mikroba oleh pemberlakuan sistem bunga berikut denda dan macam - macam itu.

Inilah sejarah kealfaan umat manusia yang terhuyung-huyung dan tak mampu mengendalikan diri. Makin terlihat naif ketika kita menyaksikan kenyataan nilai tukar untuk satu Dolar Amerika atau Euro harus ditebus dengan belasan ribu rupiah sejak Indonesia dilanda krisis moneter, sedangkan nenek moyang dari uang apapun sudah pasti sama, yakni emas dan perak atau apa saja yang setara dan nyata. 

Perhatikan pula Zimbabwe. Mata uang negara ketiga ini rusak parah sejak dilanda ultra inflasi 2009 lalu. Pada masa itu nilai tukar 1 USD Amerika sama dengan 35 kuardilium (35.000 triliun) Dolar Zimbabwe. Untuk membayar ongkos bis kota, mereka harus menyiapkan 100 triliun. Banyak contoh lain, seperti Jerman yang bangkrut pada tahun 1923, mereka harus membawa uang satu koper hanya untuk membeli sepotong roti.

Ekonomi kapitalis yang dimotori riba sebagai dasarnya menciptakan pertumbuhan semu dan tinggal menunggu waktu kapan meledak, berantakan lalu menyisakan penderitaan panjang bagi manusia. Namun dasar manusia tempatnya lupa, peringatan yang sudah beradab-abad itu mereka lupakan. Lihat: Al Quran (2:275), Taurat (Exodus 22:25) dan Injil (Leviticus 25:36).

Krisis moneter 1997 adalah bukti pahit dari sistem keuangan yang memakai sistem kapitalisme. Recovery atas krisis tersebut dengan menggunakan cara pandang kapitalisme global (intervensi pemerintah untuk menyelamatkan bank – bank collapse) bahkan lebih pahit lagi karena ratusan triliun bahkan dibawa lari oleh penjahat BLBI. Indonesia hampir bangkut jika tidak diselamatkan oleh utang.

Sedangkan utang oleh konspirasi global sengaja diciptakan untuk menghancurkan negeri dengan kekayaan melimpah bagai Indonesia. Mengutip Publilius Syrus, pengarang roman, utang telah menjadikan manusia dari seorang merdeka sebagai budak. Debt is the slavery of the free.

Tidak terkecuali, menjadi budak IMF, Bank Dunia dan lembaga donor lainnya. Ketika krisis menyapu kawasan Asia Tenggara, mantan Presiden Soeharto terpaksa membungkuk di hadapan Mitchel Camdessus. Soeharto, Sang Jenderal Besar yang lebih dari 30 tahun berjaya, tiba-tiba tertunduk di hadapan komprador asing dan dipaksa untuk menandatangani Letter of Intents (LoI) yang menjerat.

****

Setiap kemajuan yang dicapai oleh sistem ekonomi kapitalis, seperti ditegaskan sendiri oleh ekonom, Joseph A Schumpeter, tak berarti selain kerusuhan dan huru - hara (turmoil). Pembangunan yang tercipta ibarat balon yang terus dipompa.

Selain uang ilusi yang sudah memenuhi permukaan bumi, kemudian diikuti pula oleh Dolar Amerika Serikat (AS) yang diilusikan sebagai hard currency. Hal ini dengan kesuksesan penuh dikampanyekan oleh para penguasa di Amerika melalui The Federal Reserve. Bagai Cenayang yang kalimat – kalimatnya berkekuatan magis, mereka menghipnotis penduduk bumi bahwa Dolar AS punya nilai sebaik dan berharga layaknya emas (as good as gold). Mereka hanya mengatakan dan orang – orang pun percaya. Itulah hebatnya Tuan Amerika.

Mantra sihir bagi pencitraan Dolar AS ini di belakang hari terbukti ampuh menempatkannya sebagai satu-satunya Fiat Money yang tersukses sepanjang sejarah dunia.
The Greenback, begitu orang ramai menjuluki Dolar, tentu tidak hanya digunakan di dalam negeri saja, bahkan menjadi cadangan devisa utama bagi negara-negara dunia. Di Akhir 1990-an, 70 persen cadangan devisa dunia dipenuhi dengan Dolar.

Pamor Dolar memang agak sedikit surut ketika Euro - saudara mudanya sesama Fiat Money- mulai diperkenalkan. Euro telah mengambil share hampir 25 persen di akhir 2005, sementara Dolar sedikit menciut hingga tinggal sekitar 65 persen.

Dalam buku Satanic Finances, A. Riawan Amindisebutkan, peredaran Dolar yang dipompa keluar dari Amerika setiap harinya diperkirakan lebih dari USD 1,5 Miliar. Dengan menimbang produksi untuk satu dolarnya kurang dari satu sen, maka sudah pasti Dolar bukan sekadar mata uang, tapi telah menjadi produk ekspor paling unggul Amerika. Kita pun sedang hidup dalam ilusi besar yang dikendalikan oleh segelintir orang di dunia.

Salah satu misal, di bawah payung Federal Reserve Act, 1913, The Fedlah yang berhak menerbitkan dan mencetak Dolar, bukan Departemen Keuangan (U.S.Treasury). Di sinilah keanehannya. The Fed menjadi sebuah institusi yang memiliki otoritas untuk mencetak uang, tapi bukan dimiliki oleh negara. Rakyat Amerika boleh bangga mata uangnya paling berpengaruh, tapi itu adalah kebanggaan semu, tepatnya ilusi. 

Chairman of the Committee on Banking and Currency, Louis T. Mc Fadden pada tanggal 10 Juni 1932 telah membongkar rahasia ini kepada publik: Sebagian orang mengira The Fed adalah institusi Pemerintah AS. Mereka bukan institusi Pemerintah. Mereka hanyalah swasta yang memegang monopoli kredit dan menerkam rakyat Amerika untuk keuntungan diri mereka sendiri dan penipu yang menjadi rekanan mereka. ~MNT

Comments