Supercity


Ilustrasi: http://charlesayats.fr

Oleh Muhammad Natsir Tahar

Wacana tentang kota utopia sudah mulai dicetus hampir setua peradaban. Kota – kota idaman bahkan telah terbentuk di zaman arca, setidaknya seperti tercatat dalam puncak peradaban Yunani dan Mesir kuna. Tapi hingga abad 21, masih banyak kota yang tak berpisah dengan kebalikannya: distopia.

Kota – kota yang tidak bahagia, kota – kota kotor, penuh polusi, kriminal, konflik dan kenaifan, menjadi tanda kegagalan membaca laju sejarah. Ketika 400 tahun Sebelum Masehi Pericles telah merancang kota sebagai tempat berkumpul yang harmoni. Sezaman itu Hippodamus sudah membentuk kota dengan grid yang menjamin kelegaan bergerak dalam keteraturan.

Ribuan tahun pula, kota – kota hebat dunia sudah ditatalaksana menjadi demokratis, harmonis-utopis. Sementara kota - kota di belakangnya masih sibuk mengurus pemukiman kumuh, macet dan luapan air bah kala hujan. Sebagian terperanjat dengan kekinian, semisal tentang alat angkut daring yang dimusuhi, atau tentang penegahan toko swalayan nyaman masuk desa, dengan membawa - bawa dikotomi asal comot: kapitalis versus sosialis.

Secara filosofis, kota dirancang sebagai pusat keunggulan manusia. Setiap kota menjadi tempat kesempatan kepada semua orang untuk maju, sejahtera, religius dan bahagia bersama. Kota adalah wahana belajar dan membangun peradaban unggul, untuk berlomba-lomba menampilkan kemegahan tamadun di antara bangsa – bangsa lain.

Namun pada kenyataannya, banyak kota menjadi ruang kepahitan, kesempitan lapangan kerja, kekumuhan tata ruang dan menyerempet bahaya di lorong – lorong gelap setiap sudutnya. Ketika kota – kota lain sedang menyediakan wahana belajar yang anggun dengan segala pesonanya, lebih banyak kota berada dalam perebutan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar. 

Kota – kota maju lagi bahagia menikmati moda transportasi super mutakhir, aman dan memacu produktifitas tinggi, kota – kota yang tertinggal menampakkan wajah angkutan yang arkais bahkan melawan modernisasi. Saat pemukiman dibangun dengan estetis untuk menyempitkan ruang kekumuhan, kita bahkan sulit untuk membangun rasa adil antara pengutang yang dikejar – kejar debt collector karena berani membeli rumah sehat, dengan mereka yang meminjam rasa aman di pemukiman liar. Dan ketika politisi – politisi kurang ide memandang dengan rasa iba hanya kepada golongan terakhir.

Dilema sosial di tiap kota harus dapat dituntaskan dan untuk itu dibutuhkan pemimpin nan heroik. Kota yang memiliki mimpi utopia sedang menunggu pemimpin heroik itu. Kota membutuhkan visioner kacamata kuda demi menuntaskan masalah – masalah elementer yang berlarut - larut.

Mampu membangun motivasi kepada warganya supaya unggul bersama, tidak kemudian salah tingkah ketika mendengar lagu serak humanisme hingga membuat warganya takut memandang masa depan dan terus-terusan mengasihani diri sendiri.

Pinjamlah Big Stick Policy dari Theodore Roosevelt: bicaralah dengan lembut, akan tetapi siapkan pentungan besar. Bila perlu, pakailah perintah Tuhan pada Musa untuk berlembut – lembut bahkan kepada Firaun. Sehingga apapun yang lintang pukang dan menghambat kemajuan kota segera terbereskan tanpa perlu meninggikan volume suara.

Sebagai model dan inspirasi, berikut ini ditampil profil beberapa kota terbaik di dunia yang mereka sebut SupercityPertama, Curitiba, Brazil. Dari hasil survei 99 % warga mengaku bahagia dengan Curitiba. Kota ini paling sering dijadikan referensi dalam penataan kota serta banyak meraih penghargaan internasional. Mampu menciptakan solusi – solusi kreatif dan dipenuhi area hijau.

Kedua, New York, Amerika Serikat. Memiliki Central Park yang sangat luas dan indah. Konser – konser musik besar dan festival film berlangsung di taman. Kehidupan multikultural yang harmonis. Punya perpustakaan umum termegah kedua di dunia. Walikota Bloomberg menganggarkan USD 2 miliar hanya untuk menjadikan New York sebagai pusat teknologi utama dunia.

Ketiga, Paris, Prancis. Penataan kota ini dilengkapi dengan fitur – fitur menarik, penataan taman yang indah dan spektakuler. Kota ini dipenuhi orang – orang cerdas dan bahagia. Telah melahirkan gerakan sosial, politikal dan intelektual yang revolusioner. Terdapat surga belanja dan wisata kuliner terbaik dunia.

Keempat, Melbourne, Australia. Kota ini adalah kota liveable nomor satu dunia. Memiliki universitas terbaik dunia setelah London, Boston dan Tokyo.

Kelima, Singapura. Berkonsep garden city, kota paling diinginkan dan memiliki sistem pendidikan terbaik dunia. Singapura merupakan negara paling bebas korupsi di dunia setelah Selandia Baru. Pembangunan SDM unggul, melahirkan pemimpin birokrat yang super efisien dan bersih serta mampu menciptakan infrastruktur ekonomi terbaik. Ajaibnya, tercatat sebagai kota terpadat di dunia namun tidak pernah ada kemacetan.

Keenam, Wina, Austria. Memiliki standar hidup nomor satu tertinggi di dunia dan kultur inovasi terbaik dunia setelah Boston. Ketujuh, Auckland, Selendia Baru. Selain kualitas sistem pendidikan kelas dunia, Aucklend juga paling bebas korupsi. Orang Indonesia akan sangat malu bertandang ke kota ini. Memiliki pemandangan alam menakjubkan serta produk – produk ekspor berkualitas.

Kedelapan, Kopenhagen, Denmark. Adalah kota yang disurvei University of Leicester sebagai kota paling bahagia di dunia. Memiliki taraf hidup dan ekonomi yang tinggi dan masyarakat yang cerdas. Kesembilan, Vancouver, Kanada. Kota dengan pemandangan alam yang dramatik, masyarakat harmonis, terbuka dan pandai – pandai.

Kesepuluh, Boston, Amerika Serikat. Adalah kota dengan kualitas pendidikan terbaik di Amerika sekaligus dunia. Dibangun oleh pemimpin – pemimpin yang percaya kepada pentingnya pendidikan. Kota ini juga unggul dalam industri IT, kesehatan, bioteknologi dan finansial.

Memiliki kultur inovasi terbaik dunia setelah Wina, Austria. Bagaimana dengan kota yang kita tinggali? Sejauhmana dan seberapa mungkin kita untuk mendekati setengahnya? Indonesia dan Brazil sama levelnya, tapi mereka punya Curitiba.~MNT



Comments