Sang Maha Hater Reload

Ilustrasi: carousell.com


Oleh Muhammad Natsir Tahar

Aku datang, iya aku datang. Super pembenci yang pernah kalian lihat dulu. Selamat! aku benci kalian semua. Mundurlah barang beberapa tombak agar semburan kebencian ini tidak terlalu sakit.

Dulu aku datang dengan metafora postur tubuh, mengumumkan diri sebagai Sang Maha Hater. Tidak ada yang selamat di antara kalian, aku benci hanya karena kalian kurus, gemuk atau manusia pesolek berpostur super ideal dengan perut rata. Asal kalian punya tubuh, kalian layak dibenci.

Untuk terlebih dahulu tentu saja aku membenci diriku sendiri. Dunia adalah neraka yang sedang berpura-pura menjadi surga, aku bahkan benci untung mengingat siapa yang mengatakan ini. Aku menyeret tubuhku dengan benci di antara kerumunan. Tak ada yang lebih sakit bagi seorang introvert, selain ini: berpura-pura riang dalam perkawanan.

Aku hanya intovert paruh waktu sebenarnya. Sejak aku memperkenalkan diriku sebagai pria kecil dengan setumpuk buku. Tenggelam dalam candu buku, majalah bekas dan lipatan koran lama yang ada artikelnya (aku membenci berita), rasanya ini sudah menjadi tabiat sekaligus memberi alasan penuh untuk tidak berlama-lama di luar sana.

Jangan kira kutu buku adalah hobi dengan pujian di zamanku, Gen X menyerempet Y. Seseorang akan datang kepadamu dengan tuduhan jahat: pasti di rumah kau tak ada parabola!. Maka milenial mana yang bangga menjadi pemuja buku hari ini, karena dia akan mengetuk pintu rumahmu dengan tergesa-gesa, untuk memeriksa apakah kalian punya hotspot!.

Dengan benci aku ingin me-review kembali metafora postur tubuh itu. Kurus adalah perlambang manusia yang ditindas oleh zamannya sendiri. Manusia hedonis yang berutang karena merk, pecandu, menjadi objek rekayasa sosial, dan rela mati demi junjungannya, ada di barisan ini.

Mereka dilahap para kapitalis yang mendiktekan apa saja mulai makanan, sandang, papan, dan tontonan. Di antara mereka bahkan terhinggap pencitraan diri yang menyimpang semacam Anorexia Nervosa atau Bulimia Nervosa. Beberapa lagi menjadi junkies, dihisap oleh industri psikotropika.
Beberapa lagi mati terinjak saat nonton konser, atau disiram air saat kampanye. Kaos partai adalah karir politik tertinggi mereka. Mereka tidak memberi alasan sama sekali, untuk tidak dibenci barang sebentar.

Lalu postur gemuk adalah lambang manusia haloba. Mereka adalah predator yang telah dan ingin menguasai perut bumi, hutan, laut dan langit. Mereka menguasai isi kepala para manusia kurus.
Mereka mencuri uang negara satu kontainer kemudian mengkotbahi orang kurus dengan mulut yang dipenuhi serpihan makanan, tentang pentingya kerja keras. Mereka bermufakat untuk mengatur anggaran negara agar mereka tetap gemuk dan terus makan dengan lahap.

Mereka juga adalah para penyuap pejabat sembari melakukan serangan proksi agar mereka tidak tercatat dalam sejarah sebagai orang jahat. Mereka mungkin akan memecat semua tuhan yang disembah oleh orang kurus. Kebencian ini abadi teman gemukku!.

Yang terakhir, manusia bertubuh ideal. Mereka mewakili para safety player. Pencari aman yang dengan leluasa masuk ke butik lalu mencoba aneka baju di ruang ganti tanpa kuatir kekecilan atau kebesaran. Mereka jauh - jauh hari telah mengamankan ukuran postur mereka atas teror ketidaknyamanan apapun.

Tidak sedikit dari makhluk berperut rata ini adalah para pemburu ijazah, lalu mengabdi di perusahaan asing yang telah menguras kekayaan negerinya untuk menjadi middle leader dengan gaji Dolar, lalu berhenti di situ sampai mati. Atau bekerja pada negara agar bisa sedikit leha dan main akrobat dengan anggaran.

Mereka tidak peduli jika negara ini akan tumbang oleh kejahatan korupsi yang mereka ulang-ulang, karena mereka percaya negara tidak akan berhenti menggaji mereka walaupun dengan menimbun utang dan menindih rakyat.

Orang-orang bertubuh ideal ini mengambil jalan hidup kelas menengah, tinggal di hunian nyaman dan ber-cluster kemudian beranak pinak. Mereka rutin tertawa dan bercanda sampai langit runtuh. Jikapun langit runtuh dan mereka dinyatakan selamat, maka mereka akan ber-swafoto di atas reruntuhan tersebut. Mereka tak peduli dengan lolongan orang-orang kurus. Dan mereka tidak peduli menjadi orang yang sangat aku benci.

Aku menambah daftar kebencianku kepada manusia berpostur tinggi. Ini perlambang dari orang-orang yang ingin selalu di atas. Mereka bercita-cita negara ini dipimpin oleh oligarki abadi. Mereka berkhayal tentang kerajaan kuno dengan membangun dinasti untuk anak, istri, adik, ponakan dan sepupu jauh.

Beberapa lagi mengusulkan agar presiden junjungan mereka menjadi hat trick atau tiga kali berturut-turut. Dengan demikian nafas oligarki mereka akan semakin panjang. Orang seperti ini bersalaman dengan demokrasi tapi menghunuskan pedang feodal dari abad kegelapan. Ada saja alasan mereka untuk mencari pembenaran. Ada saja alasan mereka agar aku mulai membenci dengan sepenuh jiwa.

Untuk kalian, aku sudah pinjamkan mulut si kejam Arthur Fleck alias Joker. Isn’t that what they say? All of you, the system that knows so much, you decide what’s right or wrong. The same way that you decide what’s funny or not."__ “Benarkah itu yang mereka katakan? Kalian semua, sistem yang paling tahu banyak, kalianlah yang memutuskan apa yang benar dan salah. Sama halnya dengan caramu memutuskan apa yang lucu dan tidak”.

Joker adalah orang kurus yang melompat menjadi tipe gemuk, tapi membayarnya dengan darah. Ia telah tertindas oleh pria gemuk bernama Thomas Wayne, terduga sebagai ayah biologisnya yang juga melahirkan Batman, pahlawan bertopeng di bumi Gotham.

Selain kalimat itu, aku benci Joker sebenci aku membenci kalian dan diriku. Diriku yang tergeletak tak berdaya untuk membedakan antara Joker, aku dan kalian. Jangan-jangan kita semua satu tim, yang berkejaran antara iman dan kesempatan. Mari bersulang untuk seluruh kebencian ini. ~MNT







Comments